Puskesmas Dulupi

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan Kesehatan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting (Studi Status Gizi Indonesia, 2021). Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%, 23% bayi lahir sudah stunting, maka intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir—bahkan sejak perempuan masih di usia remaja.

Salah satu Tips yang di galakan oleh Kementrian Kesehetan untuk mencegah Stunting adalah langkah ABCDE, yakni :

(A) Aktif minum tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hanil minimal 90 tablet selama kehamilan dan remaja putri yang sudah menstruasi selalu berikan tablet tambah darah seminggu sekali.

(B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali.

(C) Cukupi nutrisi dan konsumsi setiap hari bagi bayi usia diatas 6 bulan.

(D) Datang ke Posyandu setiap bulan untuk pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan.

(E) Ekslusif ASI 6 bulan tanpa ada tambahan apapun hanya ASI dilanjutkan usia 2 tahun.

Pada Selasa 1 Agustus 2023, Puskesmas Dulupi melaksanakan kegiatan Cegah Stunting dengan ABCDE, bertempat di lapangan Jambura desa Dulupi, Kegiatan tersebut di hadiri langsung oleh Camat Dulupi Bapak Ramly A. Masie, S.Pd, dan didampingi oleh Ibu Ketua TP.PKK. Kecamatan Dulupi. Dalam Kegiatan tersebut Camat Dulupi menyerahkan secara simbolis makanan tambahan berupa Susu, Biskuit dan makanan tradisional Gorontalo yang padat gizi yakni Tili’aya untuk pertumbuhan Bayi. 

Jumlah Pengunjung 222